Minggu, 29 April 2012

Cerita dari Avicena

Cerita ini adalah karya dari Avicena, anggota sanggarLitera dari Mutiara Harapan kelas 4 SD. Sebelum membuat cerita ini Avicena dan teman-temannya diberikan tiga buah gambar dan 1 tema untuk menuntun mereka membuat cerita.  Tiga buah gambar itu berupa 2 orang tokoh dan 1 latar.  Avicena mendapat tokoh seorang anak laki gendut, seorang anak perempuan seperti tukang sihir, gambar mal dan tema "kehilangan".   Avicena dan teman-temannya harus membuat cerita yang dengan tokoh, latar dan tema yang didapat. Mereka bebas menentukan nama dan karakter tokoh. Dalam waktu tidak lebih dari 30 menit, inilah cerita yang dihasilkan oleh Avicena:



Kehilangan Sahabat

Namaku Baron. Aku bersahabat dengan “Si Tukang Sihir”. Itu julukan buatnya, karena dia suka pakai topi panjang, jas ibunya yang besar, kemana-mana selalu dibuntuti oleh kucing, dan selalu membawa sapu lidi. Katanya, tujuannya bukanlah untuk menjadi tukang sihir melainkan menjadi terkenal. Yup, dan sekarang dia terkenal dengan julukan “Si Tukang Sihir”. Walaupun begitu, dia sama sekali TIDAK PERNAH diejek. Hanya dijuluki tukang sihir. Dia bekerja di sebuah mal, sebagai tukang bersih-bersih dengan sapu lidinya. Di mal, kucing tidak diperkenankan untuk masuk. Jadi, dia titip kucing tersebut pada tetangganya.


Aku sering memberinya makanan atau barang-barang. Aku tahu hidupnya sederhana. Rumahku tak jauh darinya.  Minggu lalu aku memberinya selusin majalah bekas. Tiga hari yang lalu aku memberinya peralatan sekolah. Dan kemarin, aku memberinya kue keju (cheesecake) yang diberi oleh temanku yang sedang berulangtahun.  Aku memang orang yang tergolong orang kaya, apapun akan kuberikan padanya.

Ada satu hal yang belum kuberitahu padamu. Nama sahabatku adalah LISA. Alisa Tiara Azzahrah lengkapnya. Kita bersahabat sekitar 4 tahun yang lalu. Saat kita masih berumur 7 tahun. Umur kita memang sama. Aku sering berkunjung ke rumah atau tempat dia bekerja. Pertama, untuk mengajarinya pelajaran-pelajaran sekolah (dia tidak sekolah karena tidak mempunyai biaya). Kedua, untuk berbagi sesama. Ketiga, sekadar silaturahmi. Tapi sekarang, aku tidak terlalu sering berkunjung karena sibuk latihan Ujian Nasional. Tapi, aku selalu berusaha untuk datang ke tempatnya. Kalau tidak di rumah, di mal tempat dia bekerja.

Hari ini, aku ingin memberinya cokelat Tobleron. Aku tahu Lisa jam segini pasti bekerja. Jam 10 pagi. Saat aku tiba di mal, aku melihat ada orang sedang menyapu. Tentunya tidak menggunakan sapu lidi. Aku bingung. Mengapa pekerjaan Lisa diganti oleh orang itu? Apakah Lisa dipecat? Kebetulan, ada satpam lewat dan aku segera bertanya padanya. Aku mendapat jawaban yang mengejutkan. Aku menangis. Memang tidak cocok orang sepertiku, laki-laki berbadan gendut, menangis. Tapi ini memang mengejutkan. Lisa meninggalkanku untuk selamanya. Menyedihkan sekali. Sambil menangis, aku berlari menuju rumahnya. Berdoa berharap Lisa diterima amalnya oleh Allah   SWT. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar